Keadilan Iklim, Gagasan Anies Baswedan untuk Mewujudkan Ekosistem Sosial

Di atas kertas, pemerintah mencanangkan mitigasi krisis iklim dengan target angka yang ambisius. Namun, pelaksanaannya harus dikerjakan dengan serius dan tidak hanya sebagai business as usual. Krisis iklim tak akan selesai jika tidak ada gagasan baru yang ditawarkan. Gagasan yang diikhtiarkan oleh Calon Presiden RI Anies Baswedan adalah keadilan iklim.
Keadilan iklim berangkat dari janji mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial tidak akan terwujud jika penanganan krisis iklim tidak berpihak pada warga yang rentan. Melalui keadilan iklim, fokus bukan hanya pada ekosistem ekonomi, melainkan juga pada mewujudkan ekosistem sosial.
Mewujudkan ekosistem sosial berarti ekonomi dan ekologi tidak bisa saling mematikan, melainkan harus berjalan berdampingan. Menghadapi krisis iklim seperti mengayuh sepeda; harus terus maju dan tidak boleh mundur. Setiap kayuhan harus stabil. Hal ini mengirimkan pesan bahwa ekonomi dan ekologi dapat berjalan beriringan.
Salah satu gagasan yang diusulkan adalah mengarusutamakan perspektif ekosistem sosial dalam pembangunan. Cara-cara lama pembangunan yang mengorbankan lingkungan harus dihentikan. Pembangunan harus berkeadilan iklim. Selain itu, penegakan hukum mutlak diperlukan saat ada pihak-pihak yang mencederai keadilan iklim. Tidak ada ruang bagi para mafia yang mengeksploitasi lingkungan. Keadilan iklim adalah perjuangan yang panjang, melintasi generasi. Bumi yang lestari harus diwariskan kepada generasi mendatang, bukan menjadi bom waktu.
Anies Baswedan mengapresiasi komitmen generasi muda, yang disebut sebagai generasi kiwari, terhadap penyelesaian krisis iklim. Oleh karena itu, gagasan ketiga yang ingin didorong bukan hanya program, tetapi gerakan bersama. Gerakan ini berarti berkolaborasi dengan generasi kiwari agar mereka memiliki peran dalam menyelesaikan masalah dan menjadi bagian dari solusi. Bentuk solusinya bisa beragam, tetapi esensinya adalah memberikan ruang kepada generasi kiwari untuk menjadi bagian penting dalam mewujudkan keadilan iklim.
Kepedulian terhadap lingkungan tidak boleh sekadar menjadi aktivisme sekelompok orang. Kepedulian terhadap lingkungan perlu dinormalisasi menjadi kewajaran baru dan menjadi bagian dari gaya hidup semua orang.
Saatnya memberikan ruang kolaborasi kepada anak muda dalam menghadapi krisis iklim. Semakin luas ruang tersebut diberikan kepada generasi kiwari, semakin banyak pula terobosan dan solusi baru yang akan muncul untuk menghadapi krisis iklim. Melalui tulisan ini, kita mengundang setiap anak muda untuk berbagi gagasan menghadapi krisis iklim. Mari kita merajut kebersamaan dan berkolaborasi dalam menghadapi masalah penting generasi kiwari. Bersama, kita bisa mewujudkan keadilan iklim dan menjaga keberlanjutan bumi untuk generasi mendatang.